Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Islam adalah agama yang paling dominan di Asia Tengah, Indonesia, Timur Tengah, Afrika Utara, Sahel dan beberapa bagian lain di Asia.
Di Indonesia Islam menjadi agama paling banyak dianut, sebelum menjadi agama mayoritas, Islam adalah salah satu agama yang diperkirakan datang karena adanya pedagang yang singgah di Nusantara.
Para ahli sejarah memiliki 5 teori (Teori Gujarat, Teori Arab atau Teori Makkah, Teori Persia, Teori China dan Teori Maritim) bagaimana proses masuknya Islam ke Indonesia. Masing-masing teori ini menjelaskan masuknya islam rentan waktu yang berbeda. Mulai dari abad ke 7, hingga abad ke 13.
Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Teori Gujarat

Teori ini dikemukakan oleh G.W.J. Drewes dan dikembangkan oleh Snouck Hurgronje. Teori ini mengatakan masuknya Islam ke Indonesia berasal dari suatu daerah di anak benua India, yakni Gujarat.
Menurut Drewes, pendapat ini didasarkan pada kesamaan masyarakat Muslim bermadzhab Syafi’i yang menetap di Gujarat dengan orang-orang Gujarat yang datang dan kemudian menetap di Indonesia.
Sedangkan menurut Snouck Hurgronje, ketika komunitas Muslim di Gujarat telah kuat dan mengakar, maka sebagian di antara mereka mulai melebarkan sayap ke wilayah-wilayah di sekitarnya, termasuk hingga ke wilayah Indonesia.
Proses masuknya Islam di Indonesia dilakukan melalui jalur perdagangan yang dilakukan oleh para Dzuriyyat Rosul (keturunan Nabi). Oleh karenanya para pendakwah dari Gujarat itu banyak yang dipanggil dengan gelar Sayyid atau Syarif, yaitu panggilan untuk orang-orang tertentu (terhormat) yang masih memiliki garis keturunan Nabi Muhammad SAW.
Para pedagang dari Gujarat ini masuk ke Indonesia dengan berlayar melewati selat Malaka pada sekitar abad ke 13, melalui kontak pedagang dan kerajaan Samudra Pasai yang menguasai selat Malaka saat itu.
Teori ini juga diperkuat dengan bukti penemuan batu nisan makam Sultan Malik As-Saleh, Sultan Samudra Pasai, pada tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.
Selain itu ada juga catatan dari Marcopolo yang mengatakan bahwa di Perlak saat itu banyak dijumpai pedagang dari Muslim India, dan penduduk Perlak juga banyak yang sudah memeluk Islam. Meskipun begitu, teori ini juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan dari teori Gujarat adalah bahwa masyarakat Muslim di Samudra Pasai adalah menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Muslim Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Selain itu, saat terjadinya islamisasi di Samudra Pasai, Gujarat diperkirakan masih merupakan Kerajaan Hindu.

Teori Arab atau Teori Makkah

Teori Arab atau Teori Makkah ini menyatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Agama Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
Terdapat beberapa bukti yang mendukung teori ini diantaranya:
  1. Pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab.
  2. Madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir.
  3. Adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga saat ini, teori ini merupakan teori yang dianggap paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.

Teori Persia

Umar Amir Husen dan Hoesein Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang yang berasal dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah kerajaan yang saat ini kemungkinan besar berada di Iran.
Teori ini tercetus karena pada awal masuknya Islam ke Nusantara di abad ke 13, ajaran yang marak saat itu adalah ajaran Syiah yang berasal dari Persia. Selain itu, adanya beberapa kesamaan tradisi Indonesia dengan Persia dianggap sebagai salah satu penguat.
Contohnya adalah peringatan 10 Muharam Islam-Persia yang serupa dengan upacara peringatan bernama Tabuik/Tabut di beberapa wilayah Sumatera (Khususnya Sumatera Barat dan Jambi).

Teori China

Teori China yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby baru baru ini menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim China yang datang ke Nusantara.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M, adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa, raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah).
Gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China, serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.

Teori Maritim

Teori Maritim ini menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan umat Islam dalam menjelajah samudera.
Tidak dijelaskan darimana asal Islam yang berkembang di Indonesia, yang jelas menurut teori ini, masuknya Islam di Indonesia terjadi di sekitar abad ke-7 Masehi. Tokoh yang mencetuskan teori ini ialah sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch.
Demikianlah penjelasan tentang beberapa teori masuknya Islam ke Indonesia. Semoga bermanfaat.

Desain Kamar Tidur untuk Anak Remaja

Desain interior yang berwarna-warni memang cocok untuk anak-anak yang sedang beranjak dewasa. Mereka lebih memilih tema atau warna favorit m...